Sabtu, 23 April 2011

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN


                                    MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN

A.      MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
1.      Pengertian Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.
2.      Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
1          Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar.
2          Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3          Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
4          Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.
5          Questioner
6          Mencongak
3.      Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1.        Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
2.        Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3.        Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran.
4.        Materi ajar bersumber dari guru.


4.      Tujuan Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.

B.       MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).
Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000:25).
Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu.
2.      Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu;
1.        Student Teams Achievement Division (STAD)
2.        Group Investigation
3.        Jigsaw
4.        Structural Approach
Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
1.      Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan
2.      Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).
Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111).
a.         Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas
b.        Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu:
1        Struktur tujuan individualistik
2        Struktur tujuan kompetitif
3        Struktur tujuan kooperatif
c.         Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota kelompok.
3.          Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§ siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
§ kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
§ jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda,
§ penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000: 10)
1          Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
2          Menyampaikan informasi.
3          Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4          Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
5          Evaluasi atau memberikan umpan balik.
6          Memberikan penghargaan.
4.          Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:
1        Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
2        Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
3        Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
5.          Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif
Melalui model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi juga ketrampilan yang lain.  Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara lain:
1        Keterampilan-keterampilan Sosial
2        Keterampilan Berbagi
3        Keterampilan Berperan Serta
4        Keterampilan-keterampilan Komunikasi
5        Pembangunan Tim
6        Keterampilan-keterampilan Kelompok

C.      MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
1.      Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan, 2002 : 123).
2.      Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997), antara lain :
1          Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
2          pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
3          belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam konsteks kehidupan nyata.
4          Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

3.      Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah
ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends (2001 : 349), antara lain :
1          Pengajuan pertanyaan atau masalah.
2          Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3          Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4          Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5          Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.
Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah berikut.
1          Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
2          Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3          Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4          Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5          Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber: Ibrahim, 2000 : 13).
4.      Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri (Ibrahim, 2000 : 7).
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.
5.      Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Ibrahim (2003:15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
1           Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.
2          Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan.
3          Memfasilitasi dialog siswa.
4          Mendukung belajar siswa.


PA, adalah sebuah mata pelajaran yang mempelajari ilmu alam untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Namun berbeda pada istilah yang terdapat di sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMU) dan perguruan tinggi, kata IPA lebih dikenal sebagai salah satu penjurusan kelas yang secara khusus lebih memfokuskan untuk membahas ilmu-ilmu eksakta.
TOT Pembelajaran Aktif IPA SD/MI
TOT Pembelajaran Aktif IPA SD/MI
Ilmu Pengetahuan Alam
, biasa disingkat
Pembelajaran IPA mempunyai karakteristik tersendiri. Mengenai karakteristik pembelajaran IPA di SD/MI di bahas secara mendalam dan terperinci dalam TOT PAKEM. Sebagaimana telah dilaksanakan TOT PAKEM IPA baru-baru ini bagi para fasilitator daerah. TOT tersebut juga diikuti oleh perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah, antara lain: UNNES, IAIN Walisanga, Universitas Tidar, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Satyawacana, Universitas Widya Dharma Klaten, IKIP PGRI Semarang dan juga LPMP.  TOT dilaksanakan di Grand Wahid Hotel Salatiga.
Pelatihan untuk para pelatih ini dilaksanakan selama 5 hari untuk memberikan bekal kepada seluruh pelatih daerah atau fasilitator agar menguasai  tentang:
  1. Karakteristik pembelajaran IPA yang PAKEM di SD/MI
  2. Membuat rencana pembelajaran (Silabus dan RPP) IPA yang PAKEM.
  3. Pembuatan alat peraga sederhana IPA
  4. berbagai teknik pembelajaran IPA yang PAKEM, seperti: observasi, demonstrasi, kerja kelompok, jigsaw dan masih banyak lagi 
Karakteristik pembelajaran IPA antara lain adalah sebagai berikut:
IPA adalah proses perjalanan mengeksplorasi dan memahami alam di sekitar kita. Science is the search for, rather than the answer to, our question of how and why” (IPA lebih pada ‘proses mencari’ dari pada ‘jawaban atas pertanyaan kita tentang bagaimana dan mengapa).
Dalam Pembelajaran IPA ada 6 kegiatan inti yang harus dialami oleh siswa, yaitu:
Kegiatan Inti IPA
  1. Merangsang anak untuk terus bertanya tentang berbagai fenomena alam yang terjadi di sekitarnya.
  2. Mereka kemudian melakukan pengamatan atau observasi dengan menggunakan panca indera (dilihat, didengarkan, dicium, diraba, maupun di dikecap.
  3. Anak akan melakukan berbagai pengumpulan data dengan mencatat semua data dan fakta yang berhasil ia amati.
  4. Setelah melakukan pengamatan anak-anak kemudian bisa berfikir untuk menganalisis ketika menemukan sesuatu tentang alam yang telah dia amati.
  5. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisisnya, maka siswa kemudian bisa membuat kesimpulan sementara (hipotesis). Yang kemudian akan dicari jawabannya dengan proses ujicoba/ cukup pengematan lagi untuk membuktikan kebenaran hipotesisnya.
  6. keberhasilan menjawab hipotesis saja, belumlah cukup dikatakan sebagai proses ilmiah. Anak harus dapat juga mengkomunikasikan seluruh proses yang telah ia alami kepada orang lain. Mengkomunikasikan dengan orang lain dapat secara tertulis maupun secara lisan.
sunarto dalam Science games
sunarto dalam Science games
Tapi yang paling special dari TOT kali ini adalah, memasukkan materi science fun, science games maupun science practice.


IPA
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang diharapkan dari materi ini adalah Anda:
1. memiliki keterampilan membuat putusan ilmiah berdasarkan pengamatan tentang fenomena alam/ kejadian di lingkungan sekitar.
2.   menguasai dimensi IPA
3.   mampu membedakan berbagai macam kebenaran IPA
4.   menunjukkan posisi IPA dalam bidang empat ilmu.lainnya

Hakekat Mencari Pengetahuan
Sudah kita ketahui bahwa pengetahuan yang ada pada manusia berawal dari adanya rasa ingin tahu terhadap suatu realita pada objek tertentu. Rasa keingintahuan ini mendorong seseorang untuk lebih mempelajari dengan saksama agar mendapatkan suatu pengetahuan yang akurat dan benar. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah operasional yang strategis dan tepat. Sebagai arahan, langkah apa saja yang harus dilakukan, perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 1

Dari gambar di atas, (S) sebagai subjek pencari tahu, dan (B) adalah sebagai subjek orang yang melakukan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek yang dipelajari, diberi label dengan (B), sedang mengidentifikasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan pembuktian hipotesis dengan mengumpulkan data dan informasi serta mengolahnya yang diakhiri dengan kesimpulan, dan dilanjutkan dengan mengkomunikasikannya kepada pihak lain melalui lisan ataupun tulisan. Untuk itu diperlukan kemampuan bahasa, kemampuan berpikir logis yang didukung dengan pengalaman faktual dan objektif. Apabila dari apa yang diamati, atau yang dipelajari itu ternyata merupakan jawaban benar dari hipotesis yang dirumuskan, berarti kita mendapatkan suatu pengetahuan yang benar, inilah yang dikatakan sebagai hakekat dari mencari pengetahun yang objektif dan faktual.
Apabila Anda ditanya orang,” apa itu pengetahuan objektf dan faktual ?”, tentu Anda menjawab, pengetahuan yang benar, bukan ?, karena didukung dengan fakta realita. Namun sesungguhnya kebenaran itu dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu kebenaran objektif/ faktual, kebenaran logis, kebenaran subjektif, dan kebenaran konsensus.

Hakekat Pengetahuan IPA
Hakekat IPA adalah ”IPA sebagai produk, dan IPA sebagai proses”. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Maka dari itu IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA sebagai proses.
Untuk memperjelas pengetahuan kita tentang hakekat IPA perlu dikemukakan istilah-istilah ”fakta, konsep, prinsip, dan teori” sebagai berikut:
1.    Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Contohnya fakta; Atom hidrogen mempunyai satu elektron.; markuri adalah planet terdekat dengan matahari; dan air membeku pada suhu 00C.
2.    Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel; benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan; materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi.;
3.    Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsp IPA. Contohnya: udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan;
4.    Teori ilmiah merupakan karangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori bisa juga dikatakan sebagai model, atau gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Contoh, teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.

Kedudukan IPA dalam Bidang Empat Ilmu
Bidang empat ilmu yang dimaksud adalah MIPA, Teknologi, Sosial Budaya, dan Filsafat-Teologi. Masing-masing bidang empat ilmu ini mengajukan pertanyaan mendasar. MIPA, ”mengapa sesuatu fenomena itu terjadi?”; Teknologi, ”bagaimana cara menggunakan sesuatu itu untuk membuat manusia lebih nyaman?”; Sosial Budaya, ”bagaimana sebaiknya agar hidup manusia bisa selaras dengan lingkungan?”; Filsafat-Teologi, ”mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh dilakukan agar kehidupan yang sekarang atau yang akan datang tetap baik?”.
Di dalam Purnell’s; Concise Dictionary of Science               (1983), yang terjemahannya ”IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksprimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa”. Jadi, sekali pun Anda dalam IPA bebas mempelajari segala sesuatu, ketika akan menggunakannya perlu dipikirkan hal-hal lain yang juga mendasar. Pertama, apakah cukup merusak atau tidak. Kedua, apakah melanggar etika- estetika atau tidak. Ketiga, apakah ini benar, dan (karena itu) boleh dilakukan atau tidak. Jika, tidak merusak, jika tidak melanggar etika dan estetika, dan jika itu benar dan boleh, maka lakukanlah. Tetapi, kalau ketiga pertanyaan itu ada jawaban yang negatif, maka lupakan saja rencana Anda. Karena, mungkin akan merusak, mungkin melanggar etika- estetika, mungkin melanggar moral. Maka dari itu, IPA dalam implementasinya tidak lepas keterkaitannya dengan ilmu-ilmu lain sebagaimana keterkaitannya ilmu lain itu dengan ilmu lainnya.
Untuk lebih jelasnya dari ketiga hal di atas, silahkan Anda kerjakanlah soal-soal berikut:
1.    Mengapa adanya ilmu pngetahuan pada manusia dikarenakan adanya rasa ingin tahu?
2.    Buatkan bagan yang menggambarkan hubungan antara Anda, suatu fenomena, dan putusan yang Anda buat !
3.    Untuk menemukan kebenaran ilmiah tentang IPA diperlukan langkah-langkah kegiatan ilmiah, langkah-langkah kegiatan apa saja yang dimaksud?
4.    Dikatakan IPA sebagai produk tidak bisa dipisahkan keterkaitannya dengan hakekat IPA sebagai proses, mengapa?, Jawaban disertai dengan contohnya masing-masing!
5.    ”Mengapa gempa harus terjadi ?”; ”Cara apa yang harus dilakuan agar gempa tidak terjadi?”; Cara mana yang efektif dilakukan agar gempa itu betul-betul              tidak berdampak negatif bagi penghuni sekitar areal gema?”, dari pertanyaan-pertanyaan yang tiga ini, mana pertanyaan yang merupakan pertanyaan yang dikemukakan oleh bidang IPA?
6.    Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang fakta, konsep, prinsip, dan teori serta berikan contohnya masing-masing dua!
7.    Apa perbedaan mendasar antara kebenaran objektif dengan kebenaran konsensus, dan berikan contohnya masing-maing dua!
8.    Menurut ”geosentrisme” tentang tatasurya, bumilah yang menjadi pusat edar alam semesta, bukan matahari”, apakah pernyataan tersebut bisa dikatakan sebagai konsepsi ?
9.    Lumpur panas yang menimpa keluarga kita di Jawa Timur sampai saat masih belum bisa diatasi, ”mengapa harus terjadi demikian?”, pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan bidang ilmu ............., karena .......................
10. Hukum Archimides merupakan IPA sebagai produk, kapan ia sebagai proses?

Ilmu alam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini(+)
Ini adalah versi stabil, diperiksa pada tanggal 1 Oktober 2010. Ada 2 perubahan tertunda menunggu peninjauan.
Akurasi
Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu obyek yang dipelajari oleh ilmu alam
Ilmu alam (Inggris:natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun [1].
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti[2].
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).
Daftar isi
[sunting] Cabang utama
Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
[sunting] Pendidikan ilmu pengetahuan alam di Indonesia
[sunting] Kedudukan ilmu pengetahuan alam (IPA)
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.
[sunting] Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.
Mata pelajaran ini pula di gunakan dalam UN dan UASBN
[sunting] Sains dalam kurikulum Sekolah Dasar
Dari uraian di atas Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan sains dimasukan dikurikulum Sekolah Dasar yaitu:
  • Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.
  • Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
  • Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
  • Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.